Sabtu, 31 Oktober 2015

Siapapun Datang dan Pergi di Gramedia



Sebagai representasi emak-emak ketje di Depok yang kekinian *halah*, keberadaan Gramedia sungguhlah penting. Catet ya, penting. Bukan saja karena saya bisa mengingat kenangan bahwa saya dulu pernah pengen punya pacar yang selalu bisa mengantar saya beli buku *CORET*, bahwa saya bisa duduk manis sambil ketawa-ketawa sendiri waktu baca buku dan berakhir disapa ramah oleh agen asuransi yang dari tadi ikut nongkrong di samping berharap bisa closing, atau karena saya bisa saja sewaktu-waktu nemu talk show gratisan yang memajang penulis-penulis nasional buat diuber-uber minta tanda tangan. Bukan. Bukan itu saja. 


sumber: infodepok.com


Begitu menjejakkan kaki di lantai Gramedia dan melihat hamparan buku yang tersusun-susun rapi itu sudah cukup membuat hati terasa lapang. Itu yang paling utama. Saya suka buku. Terlalu ketje rasanya menyebut diri sebagai kutu buku. Saya tidak seserius itu. Dan Gramedia juga rasanya tidak “seserius” itu. People come and go. Macem-macem jenisnya. Anak-anak sampai orang tua, pelajar sampai eksekutif, yang kucel sampai yang wangi, apalah apalah …. Semua dengan pencarian dan minat masing-masing. Saya tinggal nyari tempat duduk dan siap mengeluarkan sebotol air putih yang biasa dibawa dari rumah, sudahlah berasa piknik. Saya merasa memiliki dunia ini.

Sensasi yang menyenangkan lainnya adalah saat bergerak memeriksa rak dan tumpukan-tumpukan buku yang sealaihim gambreng untuk menemukan bacaan klasik atau yang kekinian. Lalu ternyata tanpa disadari, di rak sebelah ternyata ada Richard Gere waktu muda yang juga nyari buku *CORET* Novel, parenting, self-improvement, spiritual, buku anak-anak. Apalagi? Ketrampilan. Hmmm … Semua tersedia lengkap sampai hal-hal yang tidak ada dalam daftar “harus dicari” yang saya siapkan dari rumah. Mana yang lagi happening? Mana yang paling penting? *ngintip dompet* Ini juga. Tak selalu saya harus membeli buku, meskipun ingin. Tergantung itung-itungan kebutuhan bulanan. Pengennya sih jadi emak ketje yang juga bebas finansial :P Tapi begitulah. Kadang kita harus membuang mimpi pada tempatnya XD Terasa “surga” saat saya bisa mengetahui perkembangan pengetahuan di sebuah tempat yang nyaman dan “welcome” tanpa harus selalu mengeluarkan uang. At least, saya bisa menundanya untuk referensi bulan depan. Tapi akan terasa lebih bahagia lagi jika saat saya menghubungi ayahnya anak-anak untuk menanyakan kemungkinan mengeluarkan uang ekstra dan dia menjawab, “Silakan, Sayang.” Duuuh … melayang. Dan itu adalah romansa yang selalu terjadi. He simply knows how to make me happy.





Begitulah. Me-Time saya tidak harus selalu di salon. Tidak harus selalu sendirian ngeteh di kamar dan ngobrol sama cicak. Untuk meredakan stress akibat kehidupan kota yang sibuk, saya juga tidak harus selalu membutuhkan pijitan. Gramedia sudah cukup. Di situ saya bisa “piknik”, bisa menemukan kenyamanan dengan upgrade pengetahuan, bisa menikmati dunia melalui tulisan tangan-tangan orang yang mau berbagi, bahkan bisa menghidupkan mimpi bahwa kelak saya pun ingin menjadi salah satu “penghuni” di rak-rak bukunya. Ya, sebuah mimpi.

Jadi, inilah cara saya melihat Gramedia. Bagaimana dengan Anda?

2 komentar:

  1. Ini emak ketjeh jugaaa .... hayoo traktir di 77 gramed depok yeee maaak

    BalasHapus
  2. Ayo, Maaak, kapan? xixixixixixi siap bikin club

    BalasHapus

Pengikut

Supporting KEB

Supporting KEB
Kumpulan Emak Blogger

Histats

Histats.com © 2005-2014 Privacy Policy - Terms Of Use - Check/do opt-out - Powered By Histats