Saya akan
menyesali diri jika selama tiga tahun tinggal di Yordania, saya tak menulis
apapun tentang negeri itu. Hmmm … sudah menulis sih sebenarnya. Hanya saja saya
menulis kegiatan supporting dinas suami di majalah internal ikatan istri
di sebuah kementrian. Saya ingin menulis sesuatu yang sifatnya lebih pribadi.
Yang “gue banget” xixixixixixixi Jadi, saat saya akhirnya bisa menyelesaikan
menulis sebuah novel dan mengirimkannya ke penerbit dengan penuh lika-liku,
saya merasa senang jika pada akhirnya ada sebuah penerbit besar yang berkenan
menerbitkannya. Thanks!
beberapa tulisanku
Novel ini
saya kerjakan dengan hati *hayyah* meskipun mungkin akan banyak apresiasi yang
nano-nano. Dalam menulis pun, saya masih terus belajar menjadi yang lebih baik.
Beruntung saya nemu editor yang memiliki kekuatan untuk mendominasi orang lain
*XD* hingga bisa menaklukkan saya untuk merevisi plot dan alur novel yang sudah
saya kerjakan dengan sungguh-sungguh ini. Saya sedikit bebal soal ide tapi pada
akhirnya saya berpikir … saya harus mencoba sudut pandang orang lain yang
ditawarkan pada saya. Ya, akhirnya saya merevisi novel yang tadinya 170 hal
menjadi tinggal 120-an xixixixixixi Tapi editor saya rupanya benar *thanks*.
Novel saya menjadi lebih enak dibaca, lebih mudah dipahami. Hanya dengan satu
kali revisi yang merubah segalanya, Alhamdulillah, novel saya dengan setting
Yordania akhirnya bisa lanjut terbit.
Perjalanan
novel saya yang lumayan lama dan dijadwalkan terbit paling cepat bulan
Desember/Januari ini *duh, jangan jadi penulis yang cuma nulis satu novel dan
puas ya XD, lamaaa bo prosesnya* masih berlanjut sampai hari kemarin saat
editor meminta saya menulis synopsis untuk ditempel di kaver belakang. Apa sih
yang saya tulis? Baca di bawah ini yaaa. Jangan lupa nantikan terbitnya dan
jangan lupa beliii :X
Setia Bersamamu
Santy Musa
Sinopsis:
“Di jaman Rasulullah,
adakah seorang wanita yang menyesali pernikahannya lalu meminta cerai demi
mengusahakan takdir yang dianggapnya baik? Bolehkah? Pantaskah? Dan apakah
wanita itu menyesali keputusannya?”
Hamzah tersenyum. “Kenapa
ngga boleh? Kenapa harus ngga pantas?”
“Bukankah cerita tentang wanita yang menuntut cerai selalu terdengar buruk di tengah kehidupan
patriarki?”
*******
Suatu hari saat
Diyuna mendampingi suaminya, Hamzah, berdinas di Yordania, ia kembali bertemu dengan Harry, cinta lama yang belum selesai. Diyuna merasa gamang dan kembali terjebak
dalam kenangan lama, saat Harry
pernah menjadi ayah dari janin yang dikandungnya. Seseorang mampu menyimpan cinta tak berjawab atau cinta yang tertolak. Mungkin 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan seumur hidupnya. Selebihnya hanyalah usaha untuk memahami takdir. Untuk itulah, Diyuna memutuskan menghubungi Harry untuk
menyelesaikan sebuah masa lalu yang selama ini hanyalah menjadi sebuah
imajinasi. Bisakah ini disebut selingkuh?
Diyuna tidak menyetujui sebuah perselingkuhan. Ia hanya menyadari bahwa kehidupan ini haruslah nyata. Ia tidak
akan pernah bisa berbuat banyak atau bahkan mengambil keputusan atas sebuah
imajinasi. Ia tidak akan bisa memutuskan untuk mewujudkan mimpinya menikahi
seorang pangeran dari negeri yang jauh sekalipun jika dia tak menjadikan sosok
itu ada. Ia tidak akan pernah bisa melanjutkan hidup yang berada dalam
imajinasi. Pada sesuatu yang nyata, ia bisa memilih untuk menjalaninya atau
meninggalkannya.
Ia menjadi ingin tahu, jika manusia mampu membuat takdirnya, apakah
ia harus memilih mewujudkan takdir barunya dan bersetia kepada Harry atau ia seharusnya gigih memelihara pernikahannya
bersama Hamzah?
Sungguh, Diyuna ingin bersetia.
Semoga lancaaaaar, dan menumbuhkan kebaikan. Aamiin 😊
BalasHapusAamiiinnnnnn. Makasih, Dear
HapusSelamat ya...:)
BalasHapusTerbit di novel islami gpu ya?
Iya, Mbak Ria, insyaAllah ^^ Makasih yaaa
HapusKereeeen. Sukses dan bawa manfaat buat yang baca ya..
BalasHapusKereeeen. Penulis perempuan itu ketje ;p
BalasHapusAaamiiinnn. Pantesan Kak Galuh juga ketje :D
HapusSemoga lancar ya. Ikut senang
BalasHapus