Rabu, 25 November 2015

Pariwisata Indonesia di Mata ASITA


Pagi yang cerah di Hotel Oria Lt.9 Jl. Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat. Berkumpul 30 orang (16 blogger dan 14 jurnalis online) untuk berkoalisi peduli merah putih dengan turut serta berperan aktif menginformasikan dunia pariwisata, perfilman, budaya, musik, fashion, dan kuliner indonesia yang berbasis good news untuk bangsa dan dunia di bawah AJOIN (Aliansi Jurnalis Online Indonesia) dan Kabarindo. So, kita adalah KOPI! Koalisi Online Pesona Indonesia.

Here we go! ^^

Kita akan berbicara tentang pariwisata Indonesia. Indonesia, penuh pesona! Salam, Pesona Indonesia. Wonderfuuul. #yel-yel *yuhuuu*

Pagi ini untuk sesi pertama, hadir Ketua Umum ASITA, Asnawi Bahar, yang baru terpilih kembali dari hasil Munas di Palembang baru-baru ini. ASITA adalah Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies yang didirikan di Jakarta pada 7 Januari 1971 dengan aggota sekitar 7000 perusahaan. Wow!


Kak Arul (kiri), Bapak Asnawi Bahar (tengah), Bapak Iqbal (kanan)
dok. KOPI

Sangat menarik, kita harus melihat bahwa kita memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata. Namun sayangnya, masih seperti ular besar yang tertidur. Untuk itulah ASITA berpendapat bahwa dengan national building (pembangunan berskala nasional yang menyeluruh dan sinergis) diharapkan akan ada sinergi yang efektif untuk membangunkan ular tidur ini.

Berbicara tentang Indonesia, kita harus sadar bahwa Indonesia kaya akan budaya, alam yang indah, dan kulineri dari Miangas hingga pulau Rote. Hal itu sangat berpotensi menjadi produk akhir dari industri kita. Industri adalah cara cantik untuk menaikkan devisa. Di sinilah ASITA bekerja. Industri pariwisata.

Tentu saja, soal industri pariwisata, yang menurunkan produk-produk seperti paket wisata, guide, performance, culinary, dll akan membutuhkan marketing. Targetnya adalah masyarakat internasional yang hendak piknik, “menghabiskan uang” untuk membeli kepuasan pribadi dengan destinasi-destinasi yang menarik dan keren.

Segala aspek yang mendukung terwujudnya keberhasilan bidang pariwisata ini, kualitasnya harus terus dijaga. Demikianlah komitmen ASITA untuk mengembangkan produk-produk pariwisata. ASITA melakukan riset untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para pencari periwisata. ASITA mempelajari perilaku orang yang mencari produk. Dan dari situlah ASITA akan membuat segmentasi produk dan pasar. Buat produk, bangun karakternya, datangkan wisatawan!

Lalu apa yang menjadi kendala untuk industri pariwisata ini? Kondisi riil bagi terhambatnya industri pariwisata adalah berikut ini:
  1. Pertentangan nilai
  2. Alam yang rawan bencana
  3. Tidak maksimalnya sinergi SDM pendukung pariwisata Indonesia
  4. Masuknya (kompetisi) pemilik travel asing
  5. Berita yang negatif dan dramatis yang memengaruhi imej keamanan dan kenyamanan Indonesia di mata dunia
  6. Infrastruktur dan teknologi
  7. Sinergi belum maksimal dari seluruh pendukung pariwisata (hotel, maskapai, dll) sementara travel asing sudah mulai memasuki Indonesia

Wow! Menarik bukan? Semoga hambatan-hambatan tersebut bisa segera diatasi dan KOPI menjadi bagian aktif mendukung merah putih di sektor periwisata. Ayo sukseskan pariwisataIndonesia ^^


GO, KOPI GO!

2 komentar:

  1. Infrastruktur sih Mak, yang kerasa banget. Jalanan banyak bolong, dan kadang suka nggak ada transportasi umum menghubungkan satu destinasi ke destinasi lainnya. Susyaahhh gitu mau traveling. :(

    BalasHapus
  2. Bencana yang paling mengerikan ya, mba

    BalasHapus

Pengikut

Supporting KEB

Supporting KEB
Kumpulan Emak Blogger

Histats

Histats.com © 2005-2014 Privacy Policy - Terms Of Use - Check/do opt-out - Powered By Histats