Pagi yang cerah di Hotel Oria Lt.9 Jl. Wahid
Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat. Berkumpul 30 orang (16 blogger dan 14 jurnalis
online) untuk berkoalisi peduli merah putih dengan turut serta berperan aktif
menginformasikan dunia pariwisata, perfilman, budaya, musik, fashion,
dan kuliner indonesia yang berbasis good news untuk bangsa dan dunia di bawah
AJOIN (Aliansi Jurnalis Online Indonesia) dan Kabarindo. So, kita adalah KOPI!
Koalisi Online Pesona Indonesia.
Here we go! ^^
Kita akan berbicara tentang pariwisata
Indonesia. Indonesia, penuh pesona! Salam, Pesona Indonesia. Wonderfuuul.
#yel-yel *yuhuuu*
Pagi ini untuk sesi pertama, hadir Ketua Umum
ASITA, Asnawi Bahar, yang baru terpilih kembali dari hasil Munas di Palembang
baru-baru ini. ASITA adalah Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies
yang didirikan di Jakarta pada 7 Januari 1971 dengan aggota sekitar 7000 perusahaan.
Wow!
Kak Arul (kiri), Bapak Asnawi Bahar (tengah), Bapak Iqbal (kanan)
dok. KOPI
Sangat menarik, kita harus melihat bahwa kita
memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata. Namun sayangnya, masih seperti
ular besar yang tertidur. Untuk itulah ASITA berpendapat bahwa dengan national
building (pembangunan berskala nasional yang menyeluruh dan sinergis) diharapkan akan ada
sinergi yang efektif untuk membangunkan ular tidur ini.
Berbicara tentang Indonesia, kita harus sadar
bahwa Indonesia kaya akan budaya, alam yang indah, dan kulineri dari Miangas hingga pulau Rote. Hal itu sangat berpotensi menjadi produk akhir dari industri kita.
Industri adalah cara cantik untuk menaikkan devisa. Di sinilah ASITA bekerja.
Industri pariwisata.
Tentu saja, soal industri pariwisata, yang
menurunkan produk-produk seperti paket wisata, guide, performance,
culinary, dll akan membutuhkan marketing. Targetnya adalah masyarakat internasional
yang hendak piknik, “menghabiskan uang” untuk membeli kepuasan pribadi dengan
destinasi-destinasi yang menarik dan keren.
Segala aspek yang mendukung terwujudnya
keberhasilan bidang pariwisata ini, kualitasnya harus terus dijaga. Demikianlah
komitmen ASITA untuk mengembangkan produk-produk pariwisata. ASITA melakukan
riset untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para pencari periwisata. ASITA
mempelajari perilaku orang yang mencari produk. Dan dari situlah ASITA akan
membuat segmentasi produk dan pasar. Buat produk, bangun karakternya, datangkan
wisatawan!
Lalu apa yang menjadi kendala untuk industri pariwisata
ini? Kondisi riil bagi terhambatnya industri pariwisata adalah berikut ini:
- Pertentangan nilai
- Alam yang rawan bencana
- Tidak maksimalnya sinergi SDM pendukung pariwisata Indonesia
- Masuknya (kompetisi) pemilik travel asing
- Berita yang negatif dan dramatis yang memengaruhi imej keamanan dan kenyamanan Indonesia di mata dunia
- Infrastruktur dan teknologi
- Sinergi belum maksimal dari seluruh pendukung pariwisata (hotel, maskapai, dll) sementara travel asing sudah mulai memasuki Indonesia
Wow! Menarik bukan? Semoga hambatan-hambatan tersebut bisa segera diatasi dan KOPI menjadi bagian aktif mendukung merah putih di sektor periwisata. Ayo sukseskan pariwisataIndonesia ^^
GO, KOPI GO!
Infrastruktur sih Mak, yang kerasa banget. Jalanan banyak bolong, dan kadang suka nggak ada transportasi umum menghubungkan satu destinasi ke destinasi lainnya. Susyaahhh gitu mau traveling. :(
BalasHapusBencana yang paling mengerikan ya, mba
BalasHapus