Selasa, 05 April 2016

Relationship: Mencintaimu dengan Nyaman


Sina Irani @tallengestore


Hai, apa kabar? ^^

Apa yang membuatmu ingin menikah? 
Tiba-tiba jatuh cinta? 
Karena orangtua? 
Tren? 
Kesepian? 
Butuh kasih sayang? 
Imajinasi kehidupan indah bersama orang lain dengan kelamin yang berbeda? 
Ingin mewujudkan hidup gotong royong? #pepekaenabis 
Imej dan harga diri? 
Usia? 
Atau … apa? 
Apapun itu ….

KAMU SUDAH KENALI PASANGANMU?

Jadi begini … *uhuk*

Batman vs Superman sama-sama orang baik. Tapi keduanya pasti punya karakter dan kepribadian yang berbeda meskipun sama-sama cowok seksi berotot dan pahlawan tanpa tanda jasa. Warna kolornya aja beda dan ngga bisa saling pinjem kan? Demikian pula Sahabat Umar vs Sahabat Ali sama-sama orang baik. Tapi keduanya memiliki karakter dan kepribadian yang jauh berbeda meskipun sama-sama sahabat Rasul dan para panutan. Dalam hal menikah, wanita harus tahu dengan siapa dia menikah. Deal?

Pagi-pagi saya dengerin lirik yang cukup easy-listening dari Isyana feat RAN. Oke, ini bukan soal apakah kita harus menjadikan penyanyi sebagai panutan. Tapi syairnya adalah isi hati manusia sehari-hari. Kayak gini nih syairnya.

Aku dan dirimu sudah menjadi satu | Di dalam ikatan percaya | Ini asmaraku, ini asmaramu | Sungguh makin sempurna 

Kau membuatku jadi diriku sendiri | Aku tambah yakin kepada kamu, kamu, kamu

Kau adalah yang terindah | Yang membuat hatiku tenang | Mencintai kamu takkan pernah takut | Sebab kau terima segala kurangku

-Isyana feat RAN-

Wanita bisa saja mencintai seseorang. Jatuh cinta kan ngga kenal sopan santun :D Produk pikiranlah yang bikin kita jadi manusia santun. Tapi poinnya bukan itu, poinnya adalah … saat wanita jatuh cinta, dia sadar nggak ekspresi emosional itu diumbar begitu saja atau dimenej? Diumbar? Ya, pokoknya aku lagi jatuh cinta. Aku harus jadi sama dia. Atau … demi kelangsungan kehidupan yang lebih penting, aku harus menikah dengan dia. Harus.

Lalu, dalam kehidupan pernikahan kemudian, wanita itu jadi ngga nyaman. Tidak pernah merasa menjadi diri sendiri. Harus mengubur semua hal yang tadinya adalah dia … lalu menjadi lebur dengan terpaksa bersama suami. Akhirnya, mencintai suami pun tidak dalam keadaan aman. Cemas dan kadang tak percaya. Takut salah, khawatir keliru. Tapi dia paksakan atas nama menjaga ikatan pernikahan. Lambat laun kemudian, dia mengalami kemunduran. Hidupnya tidak berkualitas dengan semestinya. Frustrasi, tapi dia dengan “cerdas” berusaha meredamnya.

Sepertinya ... cinta bukan hanya soal debar di dada? Bagaimana jika mulai berpikir bahwa cinta juga perlu dipertimbangkan dengan hal-hal yang lebih rasional? Karena sehari, seminggu, sebulan yang penuh dengan debaran mungkin saja tidak akan sanggup menjadi alasan untuk menerima seseorang sumur hidup kita saat kita menyadari bahwa kita tidak bisa berdamai dengan karakternya. Mungkin mengenalinya beberapa waktu tidak membuat seseorang memperhatikan karakter pasangannya kecuali madu, madu, dan madu. Hidup cukup dengan madu. *Pooh aja ngga segitunya

Jika kita termasuk wanita-wanita yang terperangkap dalam pernikahan seperti ini, segeralah cari titik balik yang terbaik bagi sebuah keputusan yang sudah diambil. Pernikahan, bagaimana pun, adalah sebuah tanggung jawab bersama. Namun jika kita lajang dan memutuskan untuk menikah, renungkanlah baik-baik bagaimana kelak kita akan menghabiskan hidup dengan kepribadian tertentu.

Saya nemu sebuah artikel yang pro-laki, menyitir sebuah hadits yang kira-kira redaksionalnya begini (copas -silakan browsing): Ada satu kaidah penting dalam mencari jodoh yang dilupakan oleh sebagian muslimin. Kaidah ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dan Imam Baihaqi. Rasulullah SAW memeriksa bau mulut, bau ketiak, dan urat kaki wanita yang hendak beliau nikahi. #Aww

Jika fisik saja demikian penting, apalagi kepribadiannya? Kita tidak sedang ingin one-night-stand, kan? #oops *tutup mulut* Jadi, Girls, pastikan tidak itu saja yang kita lakukan :D Saya belum mempelajari hadits itu lebih lanjut tapi kalaupun benar, kita hanya harus melakukan hal yang sama ... plus .... PASTIKAN ANDA BISA HIDUP BERSAMA DENGAN KEPRIBADIANNYA.

Bayangkan andai hidup ini hanya dipenuhi pikiran tentang hubungan dengan suami yang tidak harmonis hanya karena salah pilih. Atau, karena tak juga mampu menemukan pola komunikasi yang baik. Efeknya akan ke mana-mana. Waktu kita habis untuk sesuatu yang harusnya lebih bermanfaat. Pernikahan itu … seharusnya membuat wanita melesat! Hidup lebih berkualitas. Berkembang bersama pasangan. Jangan sampai kita yang berjuang sendirian dan bermain sendirian dalam sebuah pernikahan. Melelahkan ^^

Love you all ...



3 komentar:

  1. Kadang tak semudah teori ya, nikah banyak ilmunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, Mbak Naqy ^^ Hidup akan makin berkualitas dengan ilmu yang tepat.

      Hapus
  2. urat kaki ya? bukan telapak tangan? pernah dengar katanya telapak tangan juga.

    BalasHapus

Pengikut

Supporting KEB

Supporting KEB
Kumpulan Emak Blogger

Histats

Histats.com © 2005-2014 Privacy Policy - Terms Of Use - Check/do opt-out - Powered By Histats