Rabu, 27 Juli 2016

Hotel Zam-Zam di Batu

Hi, Maks!
Apa kabar? ^^

Beberapa waktu lalu saat mudik ke Jatim, saya menyempatkan memaksa ayahnya anak-anak untuk jalan ke Batu dan Malang. Sudah bertahun-tahun tidak lagi menjejak buminya *tsaaah. Harus. Hari itu juga. Ini komando XD

Sebenarnya si Mas sedang sakit infeksi pencernaan dan dalam masa pengobatan karena segala macam makanan terpaksa masuk dan tidak teratur xixixixi Kata dokternya sih ini penyakit musiman saat lebaran di saat orang-orang sibuk berkunjung dan juga sibuk makan :P


Saya menyetir Tulungagung-Batu sedangkan si Mas tiduran saja di samping sambil pilih-pilih penginapan yang beberapa di antaranya sudah kami intip bersama sebentar di rumah. Anak-anak sibuk bermain dan juga berantem di jok tengah. Dan pilihannya akhirnya jatuh pada Zam-Zam Hotel (bintang 3), satu jam sebelum kami tiba di Batu. Si Mas pun turun untuk membayar tagihan di Traveloka. Kami memilih tipe Deluxe dengan harga sekitar 1jt-an yang didiskon di Traveloka sehingga kami hanya membayar 700rb.



foto diambil dari www.zamzamhotel.com

Pas selepas Maghrib, kami sampai di hotel Zam-Zam di Jl. Abdul Ghani Atas yang rupanya berada di belakang Museum Transport. Lokasinya strategis. Hanya sekitar 10 menit juga ke Jatim Park 1. Secara umum sangat dekatlah dengan tempat wisata yang menghebohkan Batu. Sayangnya saat kami sampai, pihak Traveloka belum terhubung dengan hotel sehingga kami belum bisa check-in. Dan saat kami memutuskan untuk mencari makan malam sambil menunggu bisa check-in, pihak Traveloka menelpon kami dan mengatakan bahwa ada perubahan pemesanan. Kamar yang kami pesan ternyata sudah habis, jadi dengan sangat terpaksa kami mendapat upgrade Standart Family Room. Makasih ya, Traveloka, kami menyukai pelayanan Traveloka: apakah Bapak keberatan jika kami meng-upgrade tipe kamar? Karena saat itu kami memang bersama anak-anak, keterpaksaan ini terdengar indah haha. Lain kalau kami hanya berdua, kamar yang terlalu besar dengan dua ranjang besar tentu akan menghasilkan ruang yang lengang dan kesan yang kurang hangat.

Kami pun memutar mobil, memutuskan untuk check-in saja dan menunda makan malam. Kami membuka kamar dengan sistem kunci yang masih manual dengan instalasi listrik yang sudah menggunakan kartu. Dan … wow … anak-anak langsung lari ke dalam kamar dan melompat ke atas dua ranjang berukuran besar itu. Bermain dan bermain sehingga saya harus menyudahi keriangan mereka dan menyiapkan diri untuk makan malam di luar menikmati keramaian kota Batu. 



Hmmm … sayang, saya tidak terlalu suka kamar mandinya. Bagus dan lumayan besar tapi sepertinya sistem pembuangan airnya kurang sempurna. Airnya tidak langsung mengalir sempurna hilang. Sistem pengeringan dengan exhaust pun tidak lekas membuat lantai menjadi kering meskipun kamar mandi dibiarkan berjam-jam. Dan terlebih … tidak ada hairdryer L Badan capek perjalanan dan keringetan lalu mandi keramas jadi kedinginan karena Batu yang sudah dingin ditambah AC lupa dimatiin.

Setelah sedikit adaptasi sama kamar, kami langsung meluncur mengenang sesi pacaran kami di alun-alun kota Batu. OMG, maceeet T_T Dulu alun-alun itu penuh tenda kuliner kaki lima tapi tidak semacet ini. Balik badan, kita mencari tempat makan yang nyaman.

Hanya karena si Mas ini lagi sakit … kami ngga ke mana-mana. Setelah makan, kami langsung kembali ke hotel. Makan, tidur, dan melihat anak-anak berenang. Kamar kami mendapat view gunung Panderman yang waktu saya kuliah dulu sering di sebut-sebut teman perempuan yang bangga sudah pernah menaklukkan gunung untuk pertama kalinya.



Seperti pada umumnya hotel yang menyediakan sarapan, kami pun segera menuju lokasi guna mengisi perut. Hmm … sayang sekali, saya kurang menikmati sajiannya. Macamnya sebenarnya banyak: nasi goreng dan mie goreng yang dimasak terlalu kering plus beberapa lauk di satu meja, meja nasi uduk komplit, meja bubur ayam, meja omelet atau scrambled egg, dan juga toast dengan aneka jam. Semuanya menurut saya dimasak dengan rasa yang kurang sempurna dan sebagiannya over cook. Tapi bukan berarti sama sekali tidak enak dimakan. Mungkin hanya masalah selera. Tuh buktinya anak-anak bolak-balik makan bubur ayam, omelet, dan roti berselai xixixixixixi Saya mengambil nasi goreng dan amat sangat menikmati sajian minuman beras kencur yang segar.

Beres makan, kami pun menemani anak-anak berenang. Horeee!


Sayang, waktu kami tidak banyak karena esoknya kami harus segera ke Jateng. Tidak perlu mengeluarkan rayuan maut jika si Mas sudah punya jadwal xixixixixi Sayang sekali, kami belum sempat ke mana-mana. Si Mas melenggang tenang sambil bilang, “Lain waktu kita bisa ke sini insyaAllah.” Dengan segala plus minus hotel ini, secara umum kami puas dan mungkin bisa kami pertimbangkan untuk suatu saat kembali ke sini. Kami pun akhirnya meninggalkan hotel dan kembali menelusuri kota Malang yang penuh kenangan.

Terima kasih kami ucapkan untuk semua kru Traveloka dan Hotel Zam-Zam yang memiliki pelayanan yang baik dan ramah ^^

3 komentar:

  1. wah.. asyiknya jalan2. btw upgradenya dengan harga sama? asyiknyaa....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga, Bun. Family Room lebih mahal. Kalau ga salah inget yg tipe standard FR itu 1,6jt harga normal ^^

      Hapus
  2. Kolam renangnya suka deh mbak.. luas yaaa.. yg gini nih yg anakku bkl suka :D. Yg ptg kolam renang aja .. kalo emaknya beda lg, buatku yg ptg sarapan buffetnya enak hihihi :p

    BalasHapus

Pengikut

Supporting KEB

Supporting KEB
Kumpulan Emak Blogger

Histats

Histats.com © 2005-2014 Privacy Policy - Terms Of Use - Check/do opt-out - Powered By Histats