Hi, Maks!
Apa kabar? ^^
Beberapa waktu
lalu saat mudik ke Jatim, saya menyempatkan memaksa ayahnya anak-anak untuk
jalan ke Batu dan Malang. Sudah bertahun-tahun tidak lagi menjejak buminya
*tsaaah. Harus. Hari itu juga. Ini komando XD
Sebenarnya si Mas
sedang sakit infeksi pencernaan dan dalam masa pengobatan karena segala macam makanan
terpaksa masuk dan tidak teratur xixixixi Kata dokternya sih ini penyakit
musiman saat lebaran di saat orang-orang sibuk berkunjung dan juga sibuk makan
:P
Saya menyetir
Tulungagung-Batu sedangkan si Mas tiduran saja di samping sambil pilih-pilih
penginapan yang beberapa di antaranya sudah kami intip bersama sebentar di
rumah. Anak-anak sibuk bermain dan juga berantem di jok tengah. Dan pilihannya
akhirnya jatuh pada Zam-Zam Hotel (bintang 3), satu jam sebelum kami tiba di Batu. Si Mas
pun turun untuk membayar tagihan di Traveloka. Kami memilih tipe Deluxe dengan
harga sekitar 1jt-an yang didiskon di Traveloka sehingga kami hanya membayar
700rb.
foto diambil dari www.zamzamhotel.com
Pas selepas
Maghrib, kami sampai di hotel Zam-Zam di Jl. Abdul Ghani Atas yang rupanya
berada di belakang Museum Transport. Lokasinya strategis. Hanya sekitar 10
menit juga ke Jatim Park 1. Secara umum sangat dekatlah dengan tempat wisata
yang menghebohkan Batu. Sayangnya saat kami sampai, pihak Traveloka belum
terhubung dengan hotel sehingga kami belum bisa check-in. Dan saat kami
memutuskan untuk mencari makan malam sambil menunggu bisa check-in, pihak
Traveloka menelpon kami dan mengatakan bahwa ada perubahan pemesanan. Kamar
yang kami pesan ternyata sudah habis, jadi dengan sangat terpaksa kami mendapat
upgrade Standart Family Room. Makasih ya, Traveloka, kami menyukai pelayanan
Traveloka: apakah Bapak keberatan jika kami meng-upgrade tipe kamar? Karena
saat itu kami memang bersama anak-anak, keterpaksaan ini terdengar indah haha.
Lain kalau kami hanya berdua, kamar yang terlalu besar dengan dua ranjang besar
tentu akan menghasilkan ruang yang lengang dan kesan yang kurang hangat.
Kami pun memutar mobil, memutuskan untuk check-in saja dan menunda makan malam. Kami membuka kamar dengan sistem kunci yang masih manual dengan instalasi listrik yang sudah menggunakan kartu. Dan … wow … anak-anak langsung lari ke dalam kamar dan melompat ke atas dua ranjang berukuran besar itu. Bermain dan bermain sehingga saya harus menyudahi keriangan mereka dan menyiapkan diri untuk makan malam di luar menikmati keramaian kota Batu.
Kami pun memutar mobil, memutuskan untuk check-in saja dan menunda makan malam. Kami membuka kamar dengan sistem kunci yang masih manual dengan instalasi listrik yang sudah menggunakan kartu. Dan … wow … anak-anak langsung lari ke dalam kamar dan melompat ke atas dua ranjang berukuran besar itu. Bermain dan bermain sehingga saya harus menyudahi keriangan mereka dan menyiapkan diri untuk makan malam di luar menikmati keramaian kota Batu.
Hmmm … sayang,
saya tidak terlalu suka kamar mandinya. Bagus dan lumayan besar tapi sepertinya
sistem pembuangan airnya kurang sempurna. Airnya tidak langsung mengalir sempurna
hilang. Sistem pengeringan dengan exhaust pun tidak lekas membuat lantai
menjadi kering meskipun kamar mandi dibiarkan berjam-jam. Dan terlebih … tidak
ada hairdryer L Badan
capek perjalanan dan keringetan lalu mandi keramas jadi kedinginan karena Batu
yang sudah dingin ditambah AC lupa dimatiin.
Setelah sedikit
adaptasi sama kamar, kami langsung meluncur mengenang sesi pacaran kami di alun-alun
kota Batu. OMG, maceeet T_T Dulu alun-alun itu penuh tenda kuliner kaki lima
tapi tidak semacet ini. Balik badan, kita mencari tempat makan yang nyaman.
Hanya karena si Mas
ini lagi sakit … kami ngga ke mana-mana. Setelah makan, kami langsung kembali
ke hotel. Makan, tidur, dan melihat anak-anak berenang. Kamar kami mendapat
view gunung Panderman yang waktu saya kuliah dulu sering di sebut-sebut teman
perempuan yang bangga sudah pernah menaklukkan gunung untuk pertama kalinya.
Seperti pada
umumnya hotel yang menyediakan sarapan, kami pun segera menuju lokasi guna mengisi perut. Hmm …
sayang sekali, saya kurang menikmati sajiannya. Macamnya sebenarnya banyak:
nasi goreng dan mie goreng yang dimasak terlalu kering plus beberapa lauk di
satu meja, meja nasi uduk komplit, meja bubur ayam, meja omelet atau scrambled
egg, dan juga toast dengan aneka jam. Semuanya menurut saya dimasak dengan rasa
yang kurang sempurna dan sebagiannya over cook. Tapi bukan berarti sama sekali
tidak enak dimakan. Mungkin hanya masalah selera. Tuh buktinya anak-anak
bolak-balik makan bubur ayam, omelet, dan roti berselai xixixixixixi Saya
mengambil nasi goreng dan amat sangat menikmati sajian minuman beras kencur
yang segar.
Beres makan, kami
pun menemani anak-anak berenang. Horeee!
Sayang, waktu
kami tidak banyak karena esoknya kami harus segera ke Jateng. Tidak perlu
mengeluarkan rayuan maut jika si Mas sudah punya jadwal xixixixixi Sayang
sekali, kami belum sempat ke mana-mana. Si Mas melenggang tenang sambil bilang,
“Lain waktu kita bisa ke sini insyaAllah.” Dengan segala plus minus hotel ini,
secara umum kami puas dan mungkin bisa kami pertimbangkan untuk suatu saat
kembali ke sini. Kami pun akhirnya meninggalkan hotel dan kembali menelusuri
kota Malang yang penuh kenangan.
Terima kasih kami ucapkan untuk semua kru Traveloka dan Hotel
Zam-Zam yang memiliki pelayanan yang baik dan ramah ^^
wah.. asyiknya jalan2. btw upgradenya dengan harga sama? asyiknyaa....
BalasHapusNgga, Bun. Family Room lebih mahal. Kalau ga salah inget yg tipe standard FR itu 1,6jt harga normal ^^
HapusKolam renangnya suka deh mbak.. luas yaaa.. yg gini nih yg anakku bkl suka :D. Yg ptg kolam renang aja .. kalo emaknya beda lg, buatku yg ptg sarapan buffetnya enak hihihi :p
BalasHapus