@mo-eh.deviantart
Hai, apa kabar? ^^
Saya suka mendengarkan lagu Locked Away yang dinyanyikan R. City ft. Adam Levine. Selain iramanya yang menghentak-hentak, liriknya sukses memberi bermacam-macam kesan dalam batin. Terutama saat saya merasakan kuatnya aroma maskulinitas: perasaan yang selalu ingin mendominasi namun dia sendiri kadang memiliki keraguan, merasa kuat yang kadang terdengar egois padahal ia hanya tidak ingin terlihat lemah –Would you be there to always hold me down?.
Laki-laki di beberapa sudutnya ternyata tak beda dengan perempuan: ribet. Mereka juga butuh untuk diyakinkan. Perilaku yang absurd namun menggemaskan :D
Nggak tahu lagunya? Lihat dulu nih.
Ini liriknya:
R.City feat Adam Levine
LockedAway
Adam:
If I got locked away and we lost it all today | Tell me honestly would you still love me the same | If I showed you my flaws if I couldn’t be strong | Tell me honestly would you still love me the same
If I got locked away and we lost it all today | Tell me honestly would you still love me the same | If I showed you my flaws if I couldn’t be strong | Tell me honestly would you still love me the same
R.City:
Right about now | If I judge for life | Would you stay by my side | Or is ya gonna say good-bye | Can you tell me right now | If I couldn’t buy you the fancy things in life | Shawty would it be alright | C’mon show me that you are down
Right about now | If I judge for life | Would you stay by my side | Or is ya gonna say good-bye | Can you tell me right now | If I couldn’t buy you the fancy things in life | Shawty would it be alright | C’mon show me that you are down
Now tell me would you really ride for me | Baby tell me would you die for me | Would you spend your whole life with me | Would you be there to always hold me down | Tell me would you really cry for me | Baby don’t lie to me | If I didn’t have anything | I want to know would you stick around
R.City:
All I want is somebody real who don’t need much | I gotta know that I can trust | To be here when money low | If I did not have nothing else to give but love | Would that even be enough | Gal we need to know
All I want is somebody real who don’t need much | I gotta know that I can trust | To be here when money low | If I did not have nothing else to give but love | Would that even be enough | Gal we need to know
Tell me tell me would you want me | Tell me tell me would you call me | If you knew I wasn’t all in | Cuz I need a girl who’s always by my side | Tell me tell me do you need me | Tell me tell me do you love me | Or is ya just tryin to play me | Cuz I need a girl to hold me down for life
Kalau melihat liriknya lalu dihubungkan dengan penyanyinya yang kulit hitam maka saya mungkin akan melihat lirik lagu itu adalah sekedar rengekan kaum yang tak mapan untuk menyetir seorang wanita yang mencintainya. Padahal, cinta mereka sendiri tidak penuh perjuangan, egois, dan mengikat; posesif dan tak mau tersakiti. Sebagaimana gossip yang saya dengar, salah satu bentuk rasisme negara kulit putih adalah memandang imigran kulit hitam sebagai simbol ketidakmapanan, bukan?
Syukurlah, saya tidak rasis dan saya tulus melihat liriknya sebagai maskulinitas laki-laki yang mencari sebuah ketulusan dari seorang wanita. Apalagi jika melihat Adam Levine yang berkulit putih sebagai teman bernyanyi. Menambah poin bahwa lagu ini kolaborasi yang tak rasis. Murni berkesenian, murni ide, murni suara hati …, begitu menurut saya :D
Kalau masih ragu juga apakah betulan ide lirik ini bukan sekedar kecengengan laki-laki yang posesif dan tak mau kerja keras –If I couldn’t buy you the fancy things in life, cukup menyusuri track lirik yang pernah dinyanyikan keduanya. Biasanya, seseorang akan menghindari melakukan sesuatu yang bertentangan dengan jiwanya, bukan? Ini tentang image, branding, …whatsoever. Misal, “Gue bukan gay, gue ga mau disalahpahami sebagai gay jika gue nyanyi lagu gay.” Saya lebih sering mendengarkan lagu-lagu Adam daripada R. City. Menurut saya, lagu Adam punya track yang oke. Salah satunya Lost Star. Saya suka banget. *buset nih ah panjang amat urusan siapa yang nyanyi* Harus, dong, Sist :v Urusan penyanyi lagu aja kayak gini, apalagi urusan perawi hadits XD
Suatu hari saat saya berkendara dengan suami dan melihat pasangan anak muda menyalip kami dengan motor laki-lakinya yang ber-CC besar, saya mengucap,”Entah kenapa, saya tidak pernah tertarik dengan lelaki yang suka menunjukkan kejantanan dengan simbol motor gede lalu mengendarai motornya bak pembalap.”
Suami saya menjawab, “Ya karena adek sudah berumur. Kalau sekarang sukanya laki-laki yang mengenakan kemeja rapi, bermerek, dan bisa memberi uang buat ngopi.”
Saya reflek teriak “huuuuu”.
Dia pasti ingat kalau saya dulu menikahi seorang pemuda yang baru lulus kuliah dan sempat menganggur :D Kalaupun saya suka memuji penampilan seorang laki-laki yang seringkali terlihat lebih menarik jika memakai kemeja itu karena dia yang memakainya XD
Saat masih muda *uhuk*, saya memang tidak pernah tertarik dengan lelaki yang menunjukkan bahwa maskulinitas itu adalah otot dan kekuatan. Saya lebih menyukai pria tenang, rapi, dewasa, optimis, friendly, dan bertanggungjawab. Pria yang tulus dan juga menghendaki ketulusan. Saat seorang laki-laki yakin saya tulus kepadanya, maka saat itulah saya merasa diterima. Laki-laki yang sholat dhuha dan tahajudnya rajin tapi dia juga tidak anti kafe sekedar menikmati segelas kopi dan kudapan, juga cerita tentang negara api XD Laki-laki yang mendaras Qur’an tapi juga bisa mendaras lirik lagu yang sebenarnya sebuah ide atau curahan hati yang diiramakan. Jangan tanya apakah semua kriteria itu ada dalam diri suami. Kamu akan tahu bahwa jodoh itu tidak sesederhana yang kamu minta dalam doa-doamu jika kamu sudah menikah :v
| ARTIKEL LAIN
| Mencintaimu Dengan Nyaman
Nah, lirik Locked Away ini di telinga saya semacam kegagahan/maskulinitas yang mencari ketulusan. Seorang pria yang tenang, dewasa, dan karena ia optimis serta bertanggungjawab maka ia ingin memastikan bahwa pasangannya adalah belahan hati yang tepat untuknya, yang tidak akan menyesal mendampinginya dengan alasan apapun –Tell me honesty would you still love me the same? Pria yang memahami bahwa hidup selalu up and down. Apalagi urusan pernikahan yang melibatkan dua kepala. Keyakinan mesti didapat sebelum sebuah grand design kehidupan jangka pendek dan panjang sebuah bahtera siap direalisasikan. Seorang laki-laki yang justru bertanya penuh kelembutan sebelum persatuan itu terjadi -Shawty, would it be allright?
Sikap tulus dan bertanggungjawab itu lho yang menjadi daya tarik dari seorang laki-laki buat saya. Tak terkira. Tak sekedar wajah yang rupawan dan harta yang banyak. Jika kebetulan ganteng dan kaya sih itu bonus XD –sempurna amat hidup lo- Dan rasa bertanggungjawab itu –entah bagaimana- seringkali memperlihatkan sisi bossy, sisi dominan :D *menambah kadar keseksian*#oops
Dengan ego seperti ini, wajar dong ya kalau laki-laki itu kadang “tak terbantahkan”. Termasuk cara mereka yang menilai bahwa “perempuan itu susah dimengerti”, bahwa “ibu-ibu pake matic dan kacamata hitam itu selalu punya masalah dengan lampu sen”, dll. Benar-benar tak terbantahkan *nyengir di muka bumi yang entah datar atau bulat secara harfiah ini* Dikau mudah dimengerti, Mas? Dikau kalau naik motor ngga pernah zig-zag? *dialog defensive dua manusia purba yang ga penting* :v
Ada ngga, sih, kelemahan yang menyertai rasa tanggungjawab itu? Ada. Yakni, kecemasan. IMHO. Nah, saya akan pahami celah ini. Cemas mampu membuat seorang laki-laki menjadi lemah. Cemas tidak bisa menjadi yang terbaik, tidak bisa membahagiakan pasangan, tidak mampu menjadi seperti yang diinginkan, ble ble ble …. Karena inilah, mereka butuh ketulusan wanita. Mereka tidak bisa membayangkan jika mereka harus “bermain sendirian” dalam sebuah relationshit, eh relationship.
Kadang wanita menganggap perilaku pria dalam menguji ketulusan kekasihnya itu aneh, multitafsir, … hingga sesuatu yang menjurus pada keegoisan. Misalnya:
“Darl, ini sorry ya. Mobil gue lagi di bengkel. Kita naik becak ya ke acaranya Roy.”
“Loh, Mas, ngapain naik becak kalau kita bisa pesan taksi?”
“Lu malu, Darl, naik becak? Ini gimana kalau gue miskin nanti?”
“Loh, Mas, jangan kejauhan. Masalahnya lu bukan orang miskin dan gue udah dandan abis di salon. Nggak lucu, kan?”
“Kenapa sih lu ribet? Yang praktis aja kenapa sih?”
“Ini bukan masalah prak …,”
“Kenapa sih lu nggak mau dengerin gue, Darl?”
“Bukan gitu! Gue …”
*Eh, udahan ya dialognya. Kok jadi saya yang nafsu nerusin bikin dialog :v
“Darl, ini sorry ya. Mobil gue lagi di bengkel. Kita naik becak ya ke acaranya Roy.”
“Loh, Mas, ngapain naik becak kalau kita bisa pesan taksi?”
“Lu malu, Darl, naik becak? Ini gimana kalau gue miskin nanti?”
“Loh, Mas, jangan kejauhan. Masalahnya lu bukan orang miskin dan gue udah dandan abis di salon. Nggak lucu, kan?”
“Kenapa sih lu ribet? Yang praktis aja kenapa sih?”
“Ini bukan masalah prak …,”
“Kenapa sih lu nggak mau dengerin gue, Darl?”
“Bukan gitu! Gue …”
*Eh, udahan ya dialognya. Kok jadi saya yang nafsu nerusin bikin dialog :v
Bukan tricky tapi menurut saya, wanita bisa mengambil peran dalam kelemahan seorang laki-laki. Saat mereka merasa cemas dan insecure atas sebuah hubungan. Justru, saat inilah wanita memiliki peran penting untuk membuat mereka menyadari bahwa cinta kita sangat tulus #eaaa Kadang ngga perlu banyak menjelaskan kok. Berbuatlah hal yang membuat dia merasa dicintai tanpa syarat. Meskipun itu misalnya harus rela melepas konde hasil dandan di salon dan ganti outfit yang cocok dengan becak *sorry, belum move on dari becak* Eh, tapi ini intinya serius. Ada saat memang wanita harus membuktikan ketulusannya. Laki-laki juga ngga selalu berperilaku ajaib begitu kalau sudah merasa aman. Kalau “ajaib” memang default system otaknya yah … mau gimana lagi #tabokaja #oops Yang sabar ya …. :v *lambai depan kamera
Itu saja? Ya. Bonusnya jika beruntung, ada keindahan yang bisa dinikmati saat seorang laki-laki terlihat lemah :D Kedewasaan dan kebijaksanaan wanita yang tulus seringkali mampu membius seorang pria –If I showed you my flaws -If I couldn’t be strong Kamu bisa melihat matanya yang sayu dan begitu mengagumimu, Ladies, jika kamu memiliki ketulusan yang murni padanya ^^ Ia tak sungkan menggantungkan jiwanya padamu. Dan … kalau sudah begini, wanita mana yang tidak ingin menempel lelaki yang dicintainya sepenuh hati itu? –I wanna know would you stick around
Nah, ternyata memang penting wanita bisa meyakinkan pasangannya bahwa dia memang tulus. Itu menurut saya sih. Dengan perbuatan yah! Kamu ngga cuma mau enaknya aja, kan?
Nah, ternyata memang penting wanita bisa meyakinkan pasangannya bahwa dia memang tulus. Itu menurut saya sih. Dengan perbuatan yah! Kamu ngga cuma mau enaknya aja, kan?
Love you all …
dulu jaman2 smu, aku lbh suka cowo2 yg maskulin krn dia jago beladiri ;p.. makanya rata2 ex ku dulu jago berantem hihihi,dan ini termasuk yg paling ditentang mama , krn dianggab berandal ;p. trs mulai berubah pikiran utk deket ama cowo yg lebih kalem supaya ga ditentang mulu. kenyataannya aku bosan ama yg tipe begini. terlalu lembek, ga maskulin ;p
BalasHapustapi kenyataannya skr, makin berumur, tipe yg aku pilih utk jd suami malah yg 'lembek' ini.. krn nth kenapa akhirnya sadar juga, kalo cowo lembek, bukan berarti dia lemah. tapi dia sabar dan selalu membimbing istri saat dibutuhin.
lagu ini maskulin ato ga? maskulin bgt mnurutku :) ..sebenernya, pertanyaan2 dari lagu itu, juga prnh ditanya ama suamiku dulu sebelum kita nikah :D.. mungkin dia sekedar ngetes apa aku bkl ttp sayang ama dia gimanapun kondisinya dia :D..
awww ... iya, mbaaa,cowok jago kelahi dan cool sedikit kelihatan kasar saat melindungi seseorang terlihat macho juga ya. mungkin semua cowok harus punya scene ini dalam hidupnya xixixixixixi
HapusDua puluh tahun lagi, tulisan ini harus dibaca para bujang yang ingin jadi menantu Santy :-P
BalasHapusKeselek nih XD Beda ibu, beda anak, Mas Ko
HapusKlo aku suka yang diam, rambutbya ga rapi..menjeka bahu,penolong atau suka mbantu ce sampai hal2 kecil. Dulu jaman kuliah- kerja nemu cowok begitu ada 3...sakah satunya Mas Budi (suami)
BalasHapus