sumber: http://mixmaze.com/whats-behind-the-trait-of-multiple-wives-in-india-most-role-models-muslims/
Hai, apa kabar? ^^
Saya mau curhat
:X Habis baca analogi poligami: seorang suami yang lagi makan di warung padang.
Kenapa suami ingin berpoligami?
- Satu porsi kurang. Pengen nambah.
- Salah ambil lauk. Mau ambil yang lain.
Dan
ujung-ujungnya: mengertilah bagaimana agar istri mampu membuat suami merasa
cukup dengan dirinya, renungkan bagaimana agar suami yang salah ambil lauk
menjadi menikmati makanannya.
Baiklah ....
Jadi semua ini
tentang laki-laki, Pak? Ada ngga yang merasa pernah makan di warung padang,
ngga pake mikir terus salah ambil lauk dan lauknya yang kudu berubah? Emang
dikira semacam rendang itu bisa kaya Satria Baja Hitam yang bisa berubah
menjadi gulai kepala kakap? *tiba-tiba saya merasa bersyukur menikah dengan
seorang laki-laki yang memandang saya sebagai seorang wanita, bukan sepotong
rendang atau tunjang potong.
![]() |
Bapak, itu kenapa ya Bapak cuma bawa tongkat dan istri-istri Bapak kayak repot bingit bawa anak dan kebutuhan hidup? |
sumber: http://www.artmajeur.com/en/artist/nickson-ndangalasi/collection/paintings-from-tanzania/1500439/artwork/masai-safari-medium/7359679
Bagi sebagian
kecil wanita, mungkin analogi ini terlihat masuk akal. Sebagian loh ya. Semua
wanita muslimah ingin menjadi shalihat dan sibuk dengan itu. Tapi tidak semua
menganggap definisi shalihat bisa demikian menghipnotis seorang istri untuk
sibuk mengejar kepuasan suami dan menegasikan keberadaannya sendiri.
Sebagian wanita
kritis yang mencintai Allah tentu malu ada argumentasi konyol seperti ini yang
justru akan menggegerkan wanita lain yang mungkin tidak puas dengan Islam:
poligami adalah dehumanisasi. Kalau analoginya seperti itu ya masuk akallah
argumentasi dehumanisasi (khususnya perempuan) ini. Saya sedih, kenapa
seseorang tidak bisa menggambarkan Islam yang sempurna ini dengan cara yang
indah.
Kenapa
dehumanisasi perempuan?
Bisa tidak
logikanya dibalik, wanita tidak cukup belanja satu baju? Wanita keliru memilih
baju? Apa opsinya? Khulu` (meminta pembatalan pernikahan)? Cuma itu? Nggak
boleh poligini, Pak? Kan teknologi bisa menentukan ini bayi siapa.
Mungkin akan ada
yang menyahut: Allah lebih tahu tentang apa yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan-Nya. Tepat sekali! Itu poinnya.
Allah lebih tahu
apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan-Nya. Tafsiran manusia itu
relatif, bukan? Jadi jangan membahas poligami sebagai sesuatu yang “wow”. Kalau
muslim aja sudah lebay –kayak analogi nasi padang tuh- membahas poligami yang
di Islam itu ada, ya jangan salahkan di luar Islam ikutan mengerubung hiruk
pikuknya.
![]() |
Semoga langgeng dan barakah, Ustadz ^^ |
sumber: http://www.ejumpcut.org/archive/jc51.2009/LoveforShare/index.html
![]() |
Semoga barakah dan menjadi tauladan, Ustadz ^^ |
sumber: http://bersamadakwah.net/ustadz-arifin-ilham-jangan-main-main-dengan-poligami/
Biasa aja.
Poligami itu ada dalam Islam. Titik. Hukum pernikahannya sama. Biasa aja.
![]() |
Adek-adek, poligami (poligini) dalam Islam boleh loh ya Kalau mau demo, demo atas nama sendiri aja ya ^^ |
sumber: http://www.fearthehellfire.com/2015/05/does-polygyny-violate-basic-rights-of.html (source: Asianews.it)
Terus terang saya
bingung jika ada yang mengatakan bahwa poligami adalah syariat-Nya. Efek
psikologisnya sungguh besar. Seolah itu adalah perintah Allah. Serem, lho, perintah.
Dosa kalau ngga mengerjakan.
![]() |
uooooo |
Baiklah. Khamr
ada dalam syariat. Hukumnya haram. Pernahkah ada yang bilang, “Khamr adalah
syariat Islam.” Bandingkan dengan poligami yang karena ada dalam syariat oleh
sebab itu disebut “poligami adalah syariat Islam.”
*saya bertanya
karena efek psikologisnya besar bagi perempuan dan laki-laki
Menurut pemahaman
saya, poligami adalah sebuah kejadian yang –seharusnya- biasa. Sama kayak
pernikahan. Mau nikah ya monggo. Mau lagi yang monggo. Ada kok yang mau. Ada kok
yang bisa. Ada kok yang butuh. Yang barakah juga pastilah ada. Kalau saya dan Anda ngga mau ya
ngga ada yang boleh sinis. Seumpama
suami mau, dan Anda ngga mau, ya itu logikanya kayak Anda mau ngga dinikahkan
sama suami –anggap Anda berdua belum menikah-? Kalau ngga mau kan menolak.
![]() |
Bisa ^^ |
sumber: http://www.cbc.ca/news/arts/sister-wives-utah-polygamy-decrimilization-appeal-1.3530602
![]() |
Bisa ^^ |
http://newsexaminer.net/lifestyle/city-louisiana-makes-polygamy-legal/
Logikanya memang
sesederhana itu ya tapi kadang kita (perempuan) mikirnya suka baper …. Kamu
enggak ya, Pak? Kita udah sejauh ini menjalani pernikahan, up and down,
apa iya di masa tua kita harus berpisah karena tidak ridho suami menikah lagi?
Atau ambillah gaya perempuan lain yang mungkin memilih, “ya udahlah, Bapak
silakan nikah lagi dan saya kasih deh waktu saya buat istri muda. Biar dia yang
merawat Bapak yang udah banyak rewelnya, sakit-sakitan lagi (entah masuk angin,
entah rematik). Saya mau shopping-shopping.” Terserah yang kita pilih karena
semua hukum akan berimplikasi pada diri pribadi. Urusan kita dengan Allah :D
Jadi gitu ….
Poligami itu biasa. Ada dalam Islam. Undebatable. Kalau kita ribut atau
lebay, wajar tetangga jadi penasaran.
Suka nih paragraf hampir terakhir :p. Saya mau shopping2 biar aja istri muda yg ngurusin :p.
BalasHapusKdg suka heran ama yg suka marah2 soal poligami ya mbak..kalo ga suka ya udh toh, bisa menolak kan ,dan bisa cerai kalo suami ttp mau.. aku sendiri ga mau poligami.. tapi ogah juga harus ngeributin beginian ama temen2 yg mungkin setuju. Hak masing2 ini ;)
Apalagi jika yang ngotot menolak itu istri pertama atau yang ngotot menerima itu istri muda xixixixixi Ngapain sesama wanita saling uber dan perang komen?
HapusTapi kadang perilaku demikian ga bisa disalahin karena mungkin suaminya memiliki sikap yang membuat istrinya insecure sehingga selalu cemas dengan pernikahannya. Semestinya sikap laki-laki bukan penentu sikap perempuan. Perempuan harusnya memiliki kemandirian emosional. Itu yang lebih penting daripada sekedar kemandirian finansial :D
setuju sama pendapat mbak santi. aku juga gak rela di samain sama sepotong paha ayam, atau rendang daging, atau gulai tunjang. disamain sama yg masih hidupnya (sapi) aja gak mau apalagi jadi potongan2nya. xixixi...
BalasHapusxixixixixi, tul mbak ayu, sapi aja ga mau juga dibanding-bandingin (moooh) apalagi kitttaaaahhh coba.
HapusDua teman ada yang poligami Mbak.Dan dua duanya gagal di tengah jalan Mbak.Mungkin karena gak bisa berlaku adil ya Mbak.Kan rendang sama gulai kepala ikan sama sama mau dimakan.Kalau rendangnya aja yang dimakan trus gulainya dibiarin kan jadinya protes juga
BalasHapusNggak berkah ya, Mbak, buang-buang makanan :D Makanya kalau mau ambil makanan kan mesti mikir dulu biar ga mubadzir bikin dosa *jadi ngobrolin makanan XD
HapusYang penting bisa adil. Tapi adilnya manusia itu susah dipraktekkan hehehe.
BalasHapusMungkin ada yang merasa susah, ada yang merasa nggak, Mbak :D
Hapus