kulfoto.com
Pernah mendengar “ibu-ibu naik matic” memiliki masalah dengan lampu sen? Mitos. Laki-laki juga suka lupa mematikan lampu sen sehingga hanya Allah yang tahu Ke mana mereka akan berbelok. Betul, Ladies?
Selain persoalan klasik lampu sen, ada beberapa mitos yang ternyata masih menjadi pedoman hajat hidup laki-laki dan wanita dalam galaksi Bima Sakti untuk menimbang dan melihat sebuah hubungan. Gara-gara “mengimani” mitos-mitos ini, seseorang bahkan bisa mengambil banyak pemikiran yang keliru sehingga bisa menggerogoti hubungan itu sendiri. Apa sajakah itu?
1. Kekerasan fisik dilakukan oleh laki-laki
Jika ada cerita tentang KDRT fisik, siapa yang akan kita visualisasikan pertama kali? Wanita yang babak belur? Memang benar bahwa KDRT fisik, terutama di negara berkembang yang masih sangat tradisional, sering menempatkan wanita sebagai obyek. Kekerasan fisik serius lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki. Namun demikian, bukan berarti laki-laki tidak bisa menjadi korban kekerasan fisik.
Dalam sebuah survey di Inggris, ditemukan sekitar 40% korban kekerasan fisik terjadi pada laki-laki. Di Amerika, ditemukan 12,1% wanita dan 11,3% laki-laki melaporkan diri bahwa mereka telah melakukan kekerasan terhadap pasangan di masa lalu. Penelitian lainnya menemukan bahwa wanita memiliki kemungkinan menjadi pemicu kekerasan fisik yang dilakukan pasangan. Bahkan, stereotip bahwa laki-laki tidak pantas menjadi korban kekerasan fisik pasangan membuat mereka tidak melaporkan kekerasan yang terjadi pada dirinya. Hal ini tentu akan memengaruhi statistik pelaku KDRT.
2. Kekerasan non-fisik sering menimpa wanita
Benarkah? Coba Anda membuka ponsel dan masuk ke Gallery. Barangkali Anda menyimpan banyak meme foto-foto laki-laki yang menjadi obyek bully bersama hanya karena tidak ganteng, tidak kaya, tdak kekinian, atau sekedar ndeso. Apalagi jika laki-laki itu jomblo.
3. Pasangan yang saling mencintai akan mengetahui keinginan dan perasaan pasangan
Apakah Anda menikah dengan cenayang? Anda menikah dengan manusia biasa yang bahkan bisa lupa jika Anda ini istrinya pas Anda pulang dari perawatan salon mahal tujuh hari tujuh malam lamanya. Anda menikah dengan istri yang tidak tahu apakah Anda ingin minum kopi Kapal Selam atau Vietnam hanya dengan melihat Anda mengedipkan mata. Atau, jangan-jangan kedipan itu malah kode untuk … minta tolong gantiin ompol anak.
Kualitas hubungan tidak ditentukan dengan seberapa paham pasangan dengan kebutuhan dan perasaan Anda. Kualitas hubungan orang dewasa diukur dengan kesadaran untuk mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan. Dari komunikasi inilah, Anda akan saling mengetahui apakah pasangan Anda mendengarkan Anda. Itulah kualitas dari sebuah hubungan atas dasar saling mencintai.
| ARTIKEL LAIN | Suami Adalah Pemimpin
4. Cinta tidak akan membuat gairah memudar
Banyak pasangan bermimpi ala drama Korea, India, atau film-film Barat romantis … hingga novel Danielle Steel bahwa jika kita benar-benar mencintai seseorang maka gairah yang meledak-ledak akan selalu ada. Jika gairah itu hilang, maka hubungan kita berada di masa yang sulit. Padahal, tak jarang kita terjebak dalam rutinitas yang menguras waktu dan tenaga. Kita sudah loyo saat menemui pasangan tercinta.
5. Anda tidak harus bekerja keras dalam mempertahankan hubungan jika saling mencintai
Lisa Blum, Psy.D, psikolog klinis di Pasadena dan Los Angeles yang memiliki konsentrasi terapi emosional pada pasangan mengatakan bahwa hubungan pasangan yang sehat ibarat sebuah taman bermain yang harus selalu dirawat dan dijaga. Kedua pihak harus saling aktif menjaga hubungan. Jika hanya satu pihak saja yang aktif, tentu hanya akan menyebabkan kelelahan baginya. Taman bermain kalau hanya dijadikan tempat bermain saja tanpa dijaga tentu berdampak kusam dan berantakan, apalagi hati Anda. Sudah mirip taman bermain play group.
6. Kehadiran anak akan memperkuat pernikahan
Dalam pernikahan, setiap orang memiliki tugas-tugas perkembangan baru yang membutuhkan adaptasi. Masing-masing mencoba mempersiapkan diri untuk peran-peran baru. Memaksakan kehadiran seorang anak tanpa kesiapan ditengarai bisa mempersulit hubungan. Jika memang Anda sudah siap memiliki anak pertama atau anak-anak yang datang selanjutnya, maka keberadaan anak memang akan menjadi sumber kebahagiaan. Namun jika Anda menjalankannya tanpa pemikiran yang matang, kehadiran anak terkadang membuat keadaan menjadi kompleks. Anda harus mengetahui bahwa kelindan ompol, pekerjaan, dan segala kode atau modus dalam pernikahan itu cukup menguras waktu dan energi. Ada baiknya sebelu menikah, Anda sudah mengedukasi diri.
7. Pertengkaran bisa merusak pernikahan
Pertengkaran terkadang justru menyehatkan pernikahan. Melalui pertengkaran, pasangan bisa saling mengeluarkan emosi dan tidak menumpuknya hingga menjadi sampah. Pertengkaran juga sebuah bentuk “komunikasi” dengan pasangan. Pasangan bisa belajar dari adanya pertengkaran-pertengkaran hingga memiliki inisiatif-inisiatif untuk memecahkan masalah dan juga membuat keputusan-keputusan bersama tentang bagaimana cara terbaik untuk mengelola perselisihan. Ingat, pertengaran yang efektif bukanlah diukur dari berapa jumlah piring yang pecah atau kontak WA yang diblokir.
| ARTIKEL LAIN | Istri yang Beruntung?
8. Agar hubungan menjadi indah, “kamu harus berubah”
Hubungan yang saling menyalahkan dan penuh tuntutan bukanlah hubungan yang sehat. Kecuali, jika pasangan itu melakukan hal-hal yang membahayakan pernikahan seperti perselingkuhan, ketergantungan pada narkotika, atau hal-hal ekstrim lainnya. Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang memiliki pikiran dan kepribadian yang berbeda-beda. Saling memahami dan membuat sinergi adalah hal terbaik untuk mencapai indahnya pernikahan. Louis Lane memilih Clark Kent yang manusia biasa, bukan Superman. Kalau ternyata Clark bisa berubah jadi Superman, itu bonus.
9. Melakukan konseling pernikahan dan terapi pasangan menandakan hubungan sudah berada di titik yang buruk
Sering justru konseling dan terapi perlu dilakukan oleh pasangan agar mereka memiliki hubungan yang mampu berkembang dengan baik. Mampu mengurai banyaknya masalah yang membuat mereka menderita dalam waktu yang sangat lama padahal terkadang itu hanya disebabkan oleh masalah-masalah “sepele” seperti misalnya pola komunikasi yang tidak efektif. Mereka saling mencintai, saling mengagumi, saling bergantung, tapi anehnya mereka tidak bisa merasakan kebahagiaan. Mereka butuh bantuan untuk mengenali situasi dan pemecahan masalah.
10. Wanita lebih romantis daripada laki-laki
Aduuuh … siapa yang sering berpuisi “Bapak kamu …” ? Siapa yang paling sering mengedipkan mata sambil bilang “kamu cantik sekali hari ini”? Siapa yang paling suka gendong di belakang?
11. Daya tarik fisik sering menjadi kriteria laki-laki daripada wanita
Jadi siapa yang suka klepek-klepek lihat senyumnya Lee Min Ho? Siapa yang suka lemes lihat mata sayunya Brad Pitt?
12. Cemburu tanda cinta
Cemburu dalam porsi normal memang perlu. Namun jika rasa cemburu menjadi demikian dominan, Anda harus memastikan bahwa kecemburuan itu bukanlah refleksi dari keadaan yang sesungguhnya: pasangan merasa tidak aman dengan hubungan yang ada. Cemburu bisa melambangkan rasa tidak percaya diri. Bahkan, cemburu bisa membuat perlaku seseorang menjadi sangat posesif dan emosional.
13. Wanita tidak suka seks
Hal ini lebih disebabkan karena secara sosial, wanita dianggap tidak pantas jika mengakui bahwa mereka memiliki minat pada hubungan seksual. Ingat kisah Yusuf dan Zulaikha?
Anda bisa memecahkan mitos lainnya?
Referensi:
Tartakovsky, M. (2016). 8 Surprising Myths About Relationships. Psych Central. Retrieved on October 18, 2016 @psychcentral.com
Gwendolyn Seidman Ph.D. (2014). 6 Myths About Men, Women, and Relationships. Psychology Today. Posted Oct 01, 2014 @psychologytoday.com
| ARTIKEL BARU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar