copyright Joseph Sonday @fineartamerica.com
Mengapa kita bisa gemuk? Jawabannya ternyata sangat beragam dan cukup kompleks. Bukan hanya soal gaya hidup yang kita pilih namun beberapa keadaan bisa membuat kita memang tidak bisa memilih. Apa sajakah itu? Saya telah merangkumnya dari beberapa sumber yang saya baca yang mungkin akan memberikan kemudahan dalam mencari solusi.
Pandangan yang keliru
Seseorang menyadari bahwa ia sudah begitu “berlemak” dan ingin menurunkannya. Ia berpikir bahwa jika ia mengurangi kalori, maka ia akan menjadi kurus. Padahal, tubuh memerlukan kalori dalam jumlah tertentu untuk mengontrol kebutuhan tubuh. Mengurangi asupan kalori secara drastis justru akan turut mengurangi motivasi seseorang untuk berolah raga karena ia akan merasa kelaparan. Diet yang benar adalah keseimbangan antara asupan tubuh dan olah raga.
Melakukan diet secara drastis hanya karena ingin menurunkan berat badan juga akan membuat diet menjadi sulit diterapkan sebagai bagian dari gaya hidup. Diet ini biasanya akan berlangsung angot-angotan dan ingin mendapatkan hasil yang instan. Padahal, mengontrol lemak adalah bagian dari gaya hidup yang bermanfaat untuk kesehatan dan tubuh yang ideal.
Aktifitas makan
Cepat atau lambatnya seseorang menghabiskan makanannya akan memengaruhi porsi yang bisa masuk dalam mulut. Perilaku orang lain yang makan bersamanya juga ikut memengaruhi jumlah asupan makanan. Misalnya, seseorang akan lebih menikmati makanan saat makan bersama banyak orang, orang-orang di sekitarnya makan dengan sangat lahap dan cepat sehingga membuatnya terpacu tanpa sadar untuk berlaku sama. Selain perilaku tersebut, ukuran tempat makan juga akan memengaruhi isi yang sanggup diambil seseorang. Semakin besar tempat, semakin tak sadar ia menaruh isi.
Hidup yang tidak teratur
Daripada membuat jadwal kegiatan dengan gaya hidup sehat, sebagian orang memilih leyeh-leyeh jika memiliki waktu luang, banyak membuka medsos dan menonton TV, blogging terus-terusan, dsb. Parahnya, jika sudah hidup seperti ini dan tiba-tiba ingin menurunkan berat badan, mereka akan melakukannya dengan drastis. Mereka mengonsumsi aneka suplemen diet, menghindari makanan, dll. dengan satu tujuan: ramping. Setelah menampakkan hasil, mereka malah lepas kontrol dan seperti mendendam untuk makan dan kemudian harus mengulang diet dari awal. Pola diet seperti ini justru akan membuat seseorang merasa bosan dan lelah dengan diet.
Gaya hidup yang buruk
Orang yang malas berolah raga dan gemar makan sembarangan memiliki resiko untuk kelebihan berat badan. Mereka akan memiliki kesulitan untuk melakukan diet karena harus beradaptasi dengan olah raga yang menyebalkan. Mereka juga memiliki kesulitan untuk memenej stress yang memicu perilaku makan berlebihan.
Budaya
Asupan makanan orang Arab dan Amerika berbeda dengan orang China atau Jepang, misalnya, sehingga memiliki pengaruh yang signifikan bagi bentuk tubuh. Jika anak-anak dari bangsa yang berbeda-beda ini bertukar tempat tinggal, mereka akan mengembangkan pola hidup tertentu. Misalnya, anak orang Jepang menjadi penggemar fast food di Amerika.
Kontrol diri yang rendah
Sebagian orang memiliki kontrol yang rendah untuk mengendalikan dorongan-dorongan dalam dirnya. Orang yang sembarangan memilih makanan dan abai terhadap tubuh yang ideal akan berpotensi menjadi gemuk. Parahnya, kalau sudah terlanjur memiliki kelebihan berat badan, mereka akan bertindak impulsif: mengambil makanan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Tak jarang, sesal datang kemudian padahal untuk menurunkannya terasa semakin berat.
Sebagian orang juga mudah memakan makanan yang terlihat padahal sebenarnya perutnya tidak terlalu merasa lapar. Mereka makan karena adanya makanan, bukan karena mereka butuh makanan itu. Hal itu akan memperparah keadaan jika mereka tidak pandai memotivasi diri untuk melakukan olah raga secara konsisten. Mereka sebenarnya marah pada diri sendiri atas “dosa” yang telah dilakukannya namun anehnya mereka juga mudah memaafkan diri sendiri bahwa mereka memang orang yang memiliki kemauan yang sangat lemah. Pola pikir seperti ini akan semakn membuat mereka kehilangan motivasi dan kontrol diri di masa depan.
Kurang bertanggung jawab
Beberapa orang dengan berat badan lebih sering menyalahkan obesitas karena keadaan: keturunan, masalah ekonomi, metabolisme yang lambat, dan sebagainya. Mereka hanya menyalahkan namun tidak mencari kebenaran apakah memang mereka benar-benar dalam kondisi seperti itu. Kalaupun kegemukan disebabkan oleh faktor kesehatan (seperti gangguan metabolisme) mereka merasa tubuh gendut itu sah-sah saja. Mereka tidak merasa memerlukan edukasi atau pengetahuan yang tepat mengenai tubuh ideal. Apalagi akan sangat disayangkan sebenarnya jika itu hanya alasan saja hanya karena mereka malas mencari pengetahuan.
Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat-obatan yang dikonsumsi saat pengobatan penyakit tertentu atau terapi bisa membuat seseorang menjadi gemuk.
Kadar hormon dan sensitivitas
Ada jenis orang yang memiliki sensitifitas dengan hormon seperti tiroid, testosteron, dan estrogen. Termasuk kesensitifitasan insulin. Namun, mereka tidak tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai diet dan olah raga yang tepat untuk menjaga berat badan ideal. Hal ini juga menjadi alasan mengapa kadang setelah menikah seseorang menjadi lebih gemuk.
Genetika
Memang susunan genetik satu orang dengan yang lainnya berbeda-beda. Ada tinggi-pendek, mancung-pesek, gemuk-kurus, dll. Namun, hal ini bisa dikendalikan dengan diet yang benar. Bahkan, hal ini bisa juga dipengaruhi oleh keturunan karena proses belajar anak mengenai kebiasaan makan orang tuanya yang akan menguatkan perilaku makan tertentu.
Stok Makanan yang banyak
Entah alasan jika sewaktu-waktu ada tamu atau pikiran bahwa ia sudah menghindari nasi dan memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan, isi kulkas atau lemarinya masih penuh dengan camilan seperti wafer atau biskuit.
Kurang tidur
Orang yang kurang tidur memiliki kecenderungan makan yang lebih banyak.
Orang yang kurang tidur memiliki kecenderungan makan yang lebih banyak.
Kemiskinan dan pendidikan
Kemiskinan dan pendidikan membuat seseorang tidak memiliki banyak pilihan mengenai asupan makanan yang terbaik bagi tubuh. Makanan yang sehat, sayur, dan buah-buahan seringkali berharga mahal dan mereka hanya bisa membeli makanan murahan dengan kandungan gizi seadanya atau makanan olahan dengan bahan-bahan kimawi yang lebih mudah menyebabkan kegemukan.
| ARTIKEL LAIN
Sejarah Pizza di Rumah Kami
Relationship: Pria Juga Menginginkan Ketulusanmu
Apakah Hidup Saya Menarik?
Benarkah Menjadi Ibu Rumah Tangga Tidak Bisa Bahagia?
| ARTIKEL LAIN
Sejarah Pizza di Rumah Kami
Relationship: Pria Juga Menginginkan Ketulusanmu
Apakah Hidup Saya Menarik?
Benarkah Menjadi Ibu Rumah Tangga Tidak Bisa Bahagia?
Kalau aku makannya ga tentu. Kadang banyak akdang dikit. Berat badan juga naik turun tapi sekitaran sekitu. Kalau kata dokter sih aku susah gemuk karena faktor alergi. Ga berarti bebas makan segala sih karena dibilang susah gemuk. Tapi efek makan asal itu yang bikin aku merasa bersalah. Ujung-ujungnya suka binggung mau makan yang aman. Eh cheating mah masih aja sih *malah curhat*
BalasHapusHahaha....iya semua... :D
BalasHapushttp://www.arvimeyditadarwis.blogspot.com