![]() |
(c) koleksi pribadi |
Bagi wanita, belanja membuat hidup lebih bergairah. Kita senang karena bisa keluar dari rumah atau tempat kerja yang membosankan. Tentu saja, saat melihat banyaknya barang-barang cantik dan menggoda mata, dapat secara otomatis menyegarkan udara sekitar meskipun hanya dengan melihatnya saja. Dunia jadi terasa begitu renyah dan berwarna.
Ada ribuan alasan yang digunakan wanita untuk berbelanja. Mulai dari belanja bulanan, belanja barang “tidak penting” semacam penyaring teh dengan metodologi tertentu, kaos couple, karet warna-warni untuk rambut batitanya, sampai ke barang-barang bermerek yang menyesakkan dada. Tujuan banyak sekali mulai dari memenuhi kebutuhan rumah tanggan hingga alasan sederhana: refreshing. Alasan untuk menjadi bahagia.
Jadi, kita semua berbelanja kadang hanya karena perasaan bahagia. Tapi, kapan perasaan itu bisa menjadi berbahaya?
Check these out!
Menjadi “Candu”
Seseorang merasa menjadi lebih bahagia saat berhasil membeli sebuah tas, misalnya. Membeli tas yang indah membuat mereka merasa senang dan memicu serangkaian reaksi kimia, yakni lonjakan dopamine. Dopamin yang meningkat membuat seseorang merasakan sensasi “sangat senang” dan mereka ingin terus mengalami sensasi ini lagi dan lagi.
Menjadi Sumber Kebahagiaan Utama
Seseorang merasa bahagia jika kesenangannya yang utama didapat dari berbelanja. Beberapa orang mungkin senang sekali berbelanja namun tidak merasa itu sebagai kebahagiaan satu-satunya. Seseorang yang menjadikan berbelanja sebagai sumber kebahagiaan satu-satunya bahkan rela untuk menyimpan uang belanja dari suaminya, misalnya, dan berbohong untuk memuaskan hasrat belanjanya
Merasa Bersalah Setelah Belanja
Perasaan bersalah yang muncul setelah seseorang menyadari bahwa sesungguhnya berbelanja tidak membuatnya merasa bahagia. Dia menyesali uangnya yang seharusnya dapat ia gunakan untuk membeli barang yang lebih berguna. Dia mencoba membeli beberapa barang dan masih menanyakan apa yang sebenarnya bisa membuat hidupnya bahagia.
Mengisi Kekosongan Hidup
Beberapa orang dengan kecenderungan memiliki harga diri yang rendah maupun rentan terhadap kecemasan ataupun depresi cenderung menjadikan belanja sebagai cara untuk memenuhi kekosongan batin. Membeli sejumlah barang membuatnya merasa lebih baik dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan harga diri.
Pengaruh Kehidupan Sosial
Dalam pergaulan, tak jarang para wanita yang berkumpul selalu membicarakan barang-barang yang menurut mereka adalah “penting”. Mereka seringkali tidak merasa gaya jika tidak mampu membeli hal-hal yang dibeli oleh teman-teman bergaulnya. Mereka akan merasa puas jika telah berhasil membeli sesuatu dan mendapatkan “tepuk tangan” dari teman-temannya.
Nah, sepertinya bijak dalam berbelanja itu perlu, bukan? Have a nice shopping!
*Artikel ini pernah saya tulis dan dimuat untuk Ummi-Online.com
*Artikel ini pernah saya tulis dan dimuat untuk Ummi-Online.com
Aku pernah tuh belanja dan menyesal karena ternyata ga butuh-butuh amat tau uuran/modelnya ga cocok (yang ini beli dari olshop). Belanja emang jadi kayak pelarian kalau pas lagi bete. Kalo bokek yang ga belanja hehe
BalasHapusbiasanya aku mikir dulu.. ini emang butuh apa sekedar ingin.... tapi bukan pelit ama diri sendiri sih..
BalasHapusBelanja emang suka buat khilaf yah.
BalasHapusTapi emang asik banget nih namanya belanja.