Minggu, 13 November 2016

Tampil Cantik Dengan Makeup?


tampil cantik
@debenhams.com

Tampil cantik dengan makeup? Euuung ... cantik itu pertama, menurut saya, adalah soal anugerah. Kedua, soal kepercayaan diri. Jadi, makeup untuk apa? Tergantung yang memakai dan melihatnya. Jika memiliki concern tampil cantik dengan makeup ya itu bisa saja terjadi.

Saya tidak memakai makeup dalam kehidupan sehari-hari. Hidup ini luar biasa ribet kalau ke pasar atau antar anak sekolah saja mesti bedakan dan tambah lipstick sedikit. Nyerah deh XD

Tapi saya bukan berarti tidak suka makeup, lho. Sejak saya mengenal kalimat “biar tidak kelihatan pucat”, sedikit bedak dan eye liner membuat saya merasa lebih cerah dan segar. Terutama kalau harus bertemu banyak orang. Itu sudah cukup. Saya tidak terlalu suka memakai lipstik karena kadang bisa membuat saya merasa aneh pada diri sendiri.

Namun di luar pemakaian sehari-hari, saya menyukai makeup. Itu semacam ekspresi keindahan yang lebih dari sekedar tampil cantik dengan makeup. Karya seni. Saya suka main makeup XD Makanya waktu anak-anak lagi hobi face painting juga saya langsung beli alat-alatnya dan melukis mereka sendiri di rumah. Tapi beda sih ya memang jenis art-nya. Anak-anak lebih suka saya lukis wajahnya daripada put on makeup. "Itu beda, Bun. Ngga asyik!"

Ada banyak wanita ber-makeup dan saya tidak pasti apa alasan mereka masing-masing. Tapi, saya juga mengenal beberapa kawan yang hobi banget dengan makeup. Itu semacam kepuasan diri saja. Dandan untuk diri sendiri. Untuk tampil cantik dengan makeup? Mungkin. Untuk tampil atraktif? Ngga selalu. Kayak misalnya saya suka baking. Nah, pas ke arisan saya maunya bawa tart apel buat teman-teman. Saya puas deh. Gitu juga rasanya teman saya yang selalu full make up saat ngumpul-ngumpul.

Pernah suatu kali saya menemani teman saya jalan untuk mencari blush atau sekedar lipstik. Ngetem-lah berjam-jam nanya ini-itu. Nyobain dikit. Bandingin. Nyobain lagi. Lihat ke cermin. Sampai saya kering di sampingnya. BT? Ngga juga sih. Saya juga suka keindahan kok. Plus bisa nambah pengetahuan tentang jenis makeup dan macem-macem penggunannya. Cuma memang beda ya kalau kita sekedar suka dengan teman kita yang punya passion. Beda ketahanan nongkrong di gerai-gerai doang XD

Makanya pas ada acara sama beauty blogger itu tempatnya saya bilang “wow” “wow” … Bening-bening dan cantik-cantik sih. Mereka tahu caranya “mengoreksi” wajah mereka :D Sebagiannya belum nampak profesional *yaeyalah kan ngga semua makeup-artist- namun lumayan segerlah. Setidaknya, saya menyadari di dunia ini orang bisa memiliki passion dan concern yang berbeda-beda. Passion yang bisa membuat seseorang merasa puas dan bahagia bahkan hingga mendatangkan uang.

Waktu menemani suami tinggal di Libya, lingkungan saya adalah mahasiswi karena saya ambil program bahasa dan tinggal di asrama kampus. Saat berjalan-jalan di luar kampus, saya juga merasa biasa saja tidak ber-makeup. Namun, hal itu berbeda saat saya tinggal di Yordania.

Awal tinggal di Yordania dan cuek melenggang tanpa bedak dan “baju yang pantas”, saya sering disangka sebagai TKW. Saya pernah sampai dilecehkan saat berada di jalan atau di pasar. *Saya mencoba memaklumi dinamika TKW ini dan tidak ingin membahasnya di sini* Padahal banyak dari TKW yang pake makeup lho.

Saya jadi makin tambah belajar, makeup ini memang soal ekspresi, art, plus kelas sosial. Makin rumit deh xixixixixi Yah bayangkan sajalah penikmat musik klasik. Ada ngga hubungannya dengan ekspresi, art, dan kelas sosial? Nilai ini tentu tidak mutlak ya ….

Setelah saya mencoba bedakan dan memoleskan eye liner -bahkan di beberapa kesempatan khusus saya memakai lipstik dan sedikit blush on- saya langsung disapa dengan ramah saat masuk pasar atau toko. “Madam, mau beli apa?” Dan paling kesel kalau akhirnya pertanyaannya jadi, “Madam dari Singapura?”, “Madam, Malaysia?”, “Madam, China?” Oi, kulit saya ngga putih-putih amat nih :v

Menarik minat laki-laki lain selain suami? Berdandan untuk orang lain? Waduh … saya nyerah ngga mau debat soal ini XD Tapi, please, deh, emangnya laki-laki itu makhluk apa sih yang perhatian wanita harus ke mereka semua? Gampangan banget jadi orang. Merdeka sejak dari pikiran dong *halah* Bahkan saat sebagian teman wanita saya bersolek dan menghadiri acara perempuan seperti arisan, ngopi, belanja bareng, dll., mereka tidak butuh menghadirkan laki-laki dan tidak butuh pendapat mereka. Mereka juga tidak selalu butuh berkompetisi dengan wanita lainnya.

Sekedar ngobrol, “Eh, kamu lebih fresh kalau pake nude.”, “Eh, kayaknya bagus kalau tone lipstikmu diturunin satu tingkat aja.”, “Eh kamu beli seri itu di mana?” Itu membuat fresh dan penuh penghargaan. “Oh gitu, ya? Makasih ya. Ntar aku coba deh.” Dan kalau ada yang menganggap hal-hal seperti itu tidak bermanfaat, yah … temukan frekuensi yang sama deh :D

Saya sebenarnya bukan tipe yang concern dengan makeup tapi saya juga kadang punya keasyikan juga saat melihat tutorial makeup di Youtube. Sama kayak saya sedang melihat tutorial decoupage, menghias tart, membuat donat, dll. yang mengarah pada ketrampilan dan seni. Maka bagi saya juga menjadi fleksibel jika memang seni ini dibutuhkan, misalnya untuk menghias penari saat mereka harus naik ke panggung, atau menghias anak-anak saya yang ikut karnaval, dll. 


tampil cantik
Lumayan ngga usah ke salon kalau anak-anak punya acara sekolah :D

tampil cantik
Bersama Jeng Annisa Jufrizal membantu menghias teman-teman mahasiswa yang mau perform di KBRI Yordania

Budget? Tampil cantik dengan makeup juga harus disesuaikan dengan kondisi keuangan ya. Kalau menurut saya sih wanita cerdas biasanya fleksibel dan mampu menyelaraskan uang dengan  hobi. Asal jangan sampai mengganggu stabilitas ekonomilaaah XD Tapi, yang utama harus yakin, Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk kita. Dan ngga usah tersinggung kalau ada yang bilang kayak Shakespeare 's Hamlet ke Ophelia:

"I've heard all about you women and your cosmetics too. God gives you one face, but you paint another on top of it. You dance and prance and lisp; you call God's creation by pet names, and you excuse your sexpot ploys by pleading ignorance." 

Wanita yang merdeka adalah wanita yang tahu apa yang dikerjakannya dan selalu bertanggungjawab dengan segala keputusannya ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Supporting KEB

Supporting KEB
Kumpulan Emak Blogger

Histats

Histats.com © 2005-2014 Privacy Policy - Terms Of Use - Check/do opt-out - Powered By Histats